Budidaya ikan mas kini mengalami banyak masalah. Masalah yang paling berat adalah adanya serangan Koi Herpes virus (KHV). Akibat virus ini, jutaan ton ikan mas mati dalam kurun waktu lima tahun. Tentu saja, kematian yang begitu banyak ini menimbulkan kerugian bagi para pembudidaya. Mereka menjerit dalam suasana kepedihan.
Puluhan milyar melayang, tanpa mungkin ada yang mengganti. Namun masalah itu, bukan kesalah manusia, faktor alam yang dominan menjadi penyebabnya. Sampai saat ini, belum ada cara yang pratis, dan murah untuk mengatasi KHV. Para ahli perikanan tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa bicara, tanpa bisa menanggulanginya. Sungguh tragis. Hanya menunggu keajaiban saja.
Masalah lain yang cukup mengkhawatirkan, dan sudah lama terjadi adalah adanya penurunan kualitas genetik pada ikan mas. Akibatnya pertumbuhan ikan mas semakin lambat. Selain itu, ikan mas menjadi tidak tahan terhadap perubahan lingkungan, dan serangan penyakit. Ini juga sangat merugikan petani, karena biaya produksi semakin tinggi.
Penurunan kualitas genetik pada ikan mas lebih disebabkan karena kecerobohan manusia, yaitu karena salah dalam penggunaan induk (broodfish). Banyak sekali pembudidaya (culturis) yang belum mengerti tentang pentingnya ilmu genetik. Kesalahan yang dilakukan adalah dengan menggunakan induk sembarangan, yaitu dengan mengawinkan induk jantan dan betina dalam satu keturunan.
Perkawinan dalam satu keturunan dapat mengakibatkan penurunan kualitas genetik, karena terjadi perkawinan sedarah, atau lebih dikenal dengan istilah inbreeding. Kesalahan ini masih dapat ditanggulangi dengan mensosialisikan ilmu genetik kepada para pembudidaya. Inilah tugas dari para ahli perikanan, balai-balai penelitian perikanan dan instansi terkait lainnya.
Puluhan milyar melayang, tanpa mungkin ada yang mengganti. Namun masalah itu, bukan kesalah manusia, faktor alam yang dominan menjadi penyebabnya. Sampai saat ini, belum ada cara yang pratis, dan murah untuk mengatasi KHV. Para ahli perikanan tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa bicara, tanpa bisa menanggulanginya. Sungguh tragis. Hanya menunggu keajaiban saja.
Masalah lain yang cukup mengkhawatirkan, dan sudah lama terjadi adalah adanya penurunan kualitas genetik pada ikan mas. Akibatnya pertumbuhan ikan mas semakin lambat. Selain itu, ikan mas menjadi tidak tahan terhadap perubahan lingkungan, dan serangan penyakit. Ini juga sangat merugikan petani, karena biaya produksi semakin tinggi.
Penurunan kualitas genetik pada ikan mas lebih disebabkan karena kecerobohan manusia, yaitu karena salah dalam penggunaan induk (broodfish). Banyak sekali pembudidaya (culturis) yang belum mengerti tentang pentingnya ilmu genetik. Kesalahan yang dilakukan adalah dengan menggunakan induk sembarangan, yaitu dengan mengawinkan induk jantan dan betina dalam satu keturunan.
Perkawinan dalam satu keturunan dapat mengakibatkan penurunan kualitas genetik, karena terjadi perkawinan sedarah, atau lebih dikenal dengan istilah inbreeding. Kesalahan ini masih dapat ditanggulangi dengan mensosialisikan ilmu genetik kepada para pembudidaya. Inilah tugas dari para ahli perikanan, balai-balai penelitian perikanan dan instansi terkait lainnya.