Budidaya ikan di keramba jaring apung (KJA) sudah berkemang sejak tahun 1970, setelah dibangunnya Waduk Jatiluhur oleh pemerintah. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pembesaran, dan ikan yang pertama kali dikembangkan adalah ikan mas, ikan yang sangat popular di Jawa Barat.
Dalam kurun waktu lima tahun, kegiatan itu berkembang sangat pesat. Jumlah pembudidaya semakin bertambah, dan jumlah kolam juga semakin banyak. Perkembangan itu tentu ada alasannya, salah satunya karena budidaya ikan mas di KJA sangat menguntungkan. Selain itu, permintaan pasar ikan tak pernah surut, sedangkan pasokannya selalu kurang.
Bahkan dalam waktu beberapa tahun berkembang lebih pesat lagi. Ikan yang dikembangkan bukan hanya ikan mas, tetapi jenis ikan lainnya, seperti nila, patin, dan ikan-ikan lainnya. Kegiatanpun tidak hanya tertumpu pada pembesaran, tetapi sudah merambah dan berkembang ke tahapan lainnya, yaitu pembenihan, dan pendederan, terutama ikan nila. Pembesaran nila biasanya dilakukan dalam lapis kedua.
Meski budidaya ikan mas di KJA sudah lama berkembang, tapi masih banyak masyarakat yang belum mengetahuinya. Lewat tulisan ini saya akan mengimformasikan kepada anda, agar anda tidak penasaran. Atau mungkin juga ini penting buat anda yang berminat terjun ke usaha itu. Atau juga hanya sekedar informasi, bagi siswa, mahasiswa, dan siapa saja.
Kegiatan pembesaran ikan mas di KJA terdiri dari persiapan (persiapan kolam, dan pengadaptasian benih), penebaran benih, pemberian pakan tambahan, pengontrolan dan panen. Kegiatan Persiapan itu sendiri terdiri dari pembersihan, pencucian, penjemuran, dan pemasangan.
Jaring dibersihan dengan cara digosok dengan sikat. Tujuannya agar alga-alga yang menempel bersih, juga molusca, atau binatang air lainya bisa hilang. Selama pembersihan dilakukan pemeriksaan, untuk mengecek kerusakan, atau bocoran pada jaring. Bila ada bagian yang rusak, atau bocor segera diperbaiki. Untuk mencegah penyakit, maka setelah dicuci, dijemur di bawah sinar matahari.
Setelah penjemuran, net dipasang. Pemasangan dimulai dengan jaring lapisan kedua, yaitu tempat untuk pembesaran nila. Caranya dengan menarik keempat tai pada keepat sudut jaring, lalu dikatkan ke tiang-tiang pada kerangka. Tali-tali lain juga ditarik, lalu diikatkan pada palang bambu. Seteal itu, 8 buah pemberat yang sudah diikat pada tiang, dan palang dimasukan, hingga jaring tenggelam.
Persiapan kedua adalah pengadaptasian benih ikan nila, dan mas. Tujuan pengadaftasian ini agar benih-benih itu tidak stress dan dapat tahan hidup di sana. Benih-benih biasa hidup di kolam. Kolam sangat beda dengan waduk, termasuk kualitas airnya, dan keadaan tempatnya, terutama ombak. Pada kolam hampir tidak ada ombak, sedangkan pada waduk ombaknya cukup besar.
Proses adaftasi dilakukan selama 1 – 2 minggu. Sebenarnya adaftasi ini harus dilakukan 1 – 2 minggu sebelum penebaran, atau pemasangan jaring. Karena itu pengadaftasian benih biasanya dilakukan pada jaring lain, masih dalam lokasi yang sama.
Setelah jaring lapis kedua dipasang, maka benih ikan nila yang sudah diadaftasikan itu ditebar. Jumlah benih nila yang ditebar adalah 100 - 200 kg dalam setiap jaring. Setelah benih nila ditebar, maka jaring lapis pertama dipasang. Jaring pertama ini digunakan untuk membesarkan ikan mas. Pemasangan jaring ini sama dengan pemasangan jaring lapis kedua.
Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet komersil, atau pelet yang bisa dibeli di poultry shop. Pemberian pakandilakukan secara adlibitu, yaitu memberi pakan tambahan ketika ikan lapar, dan dihentikan setelah terlihat kenyang. Tanda-tanda itu bisa dilihat dari tingkah lakuknya. Ikan mas akan menghampiri orang bila lapar, dan akan pergi bila sudah kenyang. (lihat artikel pengaruh cuaca terhadap napsu makan ikan).
Pemanenan dilakukan setelah mas pemeliharaan berakhir, atau bila terlihat ikan-ikan sudah mencapai ukuran konsumsi. Pemanenan dilakukan dengan cara menarik dua sudut jaring, ke dua sudut lainnya. Sebagai alat bantu adalah bambu yang diletakan di atas palang.
Bersamaan dengan itu, ikan akan tergiring ke sudut itu. Setelah sempit, ikan ditangkap dengan lambit, lalu dimasukan ke dalam ember besar, atau tong dan lansung ditimbang. Perlakukan itu dilakukan berulang-ulang hinga ikan habis. Dalam satu jaring dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Daftar Pustaka :