Sangkal ikan mas adalah ukuran ikan yang akan dibesarkan di tempat pembesaran. Awalnya anda pasti bertanya kenapa sangkal itu harus baik. Mudah saja jawabannya, sangkal yang baik akan tumbuh cepat. Dari kecepatan tumbuhnya akan diperoleh hasil panen yang tinggi. Lalu, bila dijual, hasil penjualannya yang tinggi, dan keuntungan yang besar.
Bagi pembudidaya ikan lama, memilih benih, misalnya sangkal bukan suatu masalah, atau bukan sesuatu yang sulitkarena mereka sudah tahu tahu mana benih yang bermutu baik, mana benih yang bermutu jelek. Mereka sudah trampil dan lihai dalam membedakannya. Bahkan dari hasil penglihatannya saja, mereka sudah bisa membedakan tanpa harus memegangnya.
Tapi bagi pembudidaya pemula tentu saja hal itu sangat sulit dilakukan. Rabaan jari-jarinya tak akan mampu membedakan mana benih yang berkualitas baik, dan mana benih yang berkualitas jelek, apalagi dari pandangan matanya. Rabaan jari-jari-jarinya dan pandangan matanya belum terlatih seperti pembudidaya lama. Tapi anda jangan khawatir, karena saya akan memberikan beberapa gambaran buat anda tentang tanda-tanda sangkal yang baik.
Pertama, pada umur tiga bulan berukuran minimal 10 – 12 cm, dengan berat minimal 10 gram. Tentu saja tanda-tanda ini khusus untuk orang yang tahu asal-usulnya. Dengan kata lain, pembudidaya itu sendiri. Bagi yang lain, mungkin agak sulit menentukan umurnya.
Kedua, bentuk tubuh seluruh populasi benih yang ada normal, atau tidak cacat satu ekorpun. Cacat tubuh bisa bertahan sampai besar, bila ikan itu bertahan hidup. Tetapi kebanyakan ikan-ikan yang cacat akan mati setelah beberapa bulan. Bila ada salah satu benih yang cacat, bisa dicirikan ada benih lain yang cacat, dan genetik induknya sudak tidak beres.
Ketiga, bila diraba bersisik halus, atau tidak kasar. Kehalusan pada sisik suatu pertanda, bahwa ikan itu masih muda, karena ikan tua sisiknya sangat kasar. Seperti pada manusia, ikan yang lebih muda atau bayi lebih cepat pertumbuhannya dari ikan tua. Selain itu, ikan yang muda memiliki kesempatan tumbuh lebih lama. Tanda-tanda itu akan lebih jelas lagi setelah berkali-kali mencoba memedakannya.
Keempat, bertubuh gemuk, atau tidak kurus. Gemuk, dan normal bisa menjadi satu tanda bahwa benih-benih itu sehat, atau tidak terkena penyakit. Pada ikan sakit, tubuhnya akan kurus, karena napsu makan telah lama menurun. Selain itu, zat makanan yang masuk ke dalam tubuhnya habis untuk mempertahankan tubuhnya, daripada untuk pertumbuhan.
Kelima, tubuhnya tidak luka sedikitpun. Luka sedikit pada tubuh bisa menyebabkan kematian, apalagi luka yang besar. Bila benih itu bisa bertahan lama, pertumbuhannya akan lambat karena zat makan akan digunakan lebih dahulu untuk menyembuhkan luka dibanding untuk pertumbuhan. Luka pada benih bisa disebabkan oleh sentuhan alat sewaktu panen, atau bisa juga karena cara panennya yang salah, dan penanganan yang kurang baik.
Keenam, ketika ditampung dalam hapa, atau bak gerakannya lincah. Ini pertanda, bahwa kondisi benih-benih itu dalam keadaan sehat. Benih-benih yang sehat sudah dapat hidup dengan baik, napsu makannya tinggi, dan tumbuh dengan cepat. Namun tanda ini tidak terlalu mutlak, terutama pada benih-benih yang ditampung di hapa, atau bak dengan aliran yang kurang.
Ketujuh, respon terhadap pakan tambahan. Ini juga pertanda, bahwa kondisi benih itu sehat. Untuk mengetahui respon makan benih bisa dilihat sewaktu ditampung dalam hapa, atau bak, yaitu dengan cara memberikan sedikit pakan tambahan. Bila benih-benih itu mau makan, berarti benih-benih itu sehat. Sebaliknya, bila tidak mau makan, berarti benih-benih itu kurang sehat.
Bagi pembudidaya ikan lama, memilih benih, misalnya sangkal bukan suatu masalah, atau bukan sesuatu yang sulitkarena mereka sudah tahu tahu mana benih yang bermutu baik, mana benih yang bermutu jelek. Mereka sudah trampil dan lihai dalam membedakannya. Bahkan dari hasil penglihatannya saja, mereka sudah bisa membedakan tanpa harus memegangnya.
Tapi bagi pembudidaya pemula tentu saja hal itu sangat sulit dilakukan. Rabaan jari-jarinya tak akan mampu membedakan mana benih yang berkualitas baik, dan mana benih yang berkualitas jelek, apalagi dari pandangan matanya. Rabaan jari-jari-jarinya dan pandangan matanya belum terlatih seperti pembudidaya lama. Tapi anda jangan khawatir, karena saya akan memberikan beberapa gambaran buat anda tentang tanda-tanda sangkal yang baik.
Pertama, pada umur tiga bulan berukuran minimal 10 – 12 cm, dengan berat minimal 10 gram. Tentu saja tanda-tanda ini khusus untuk orang yang tahu asal-usulnya. Dengan kata lain, pembudidaya itu sendiri. Bagi yang lain, mungkin agak sulit menentukan umurnya.
Kedua, bentuk tubuh seluruh populasi benih yang ada normal, atau tidak cacat satu ekorpun. Cacat tubuh bisa bertahan sampai besar, bila ikan itu bertahan hidup. Tetapi kebanyakan ikan-ikan yang cacat akan mati setelah beberapa bulan. Bila ada salah satu benih yang cacat, bisa dicirikan ada benih lain yang cacat, dan genetik induknya sudak tidak beres.
Ketiga, bila diraba bersisik halus, atau tidak kasar. Kehalusan pada sisik suatu pertanda, bahwa ikan itu masih muda, karena ikan tua sisiknya sangat kasar. Seperti pada manusia, ikan yang lebih muda atau bayi lebih cepat pertumbuhannya dari ikan tua. Selain itu, ikan yang muda memiliki kesempatan tumbuh lebih lama. Tanda-tanda itu akan lebih jelas lagi setelah berkali-kali mencoba memedakannya.
Keempat, bertubuh gemuk, atau tidak kurus. Gemuk, dan normal bisa menjadi satu tanda bahwa benih-benih itu sehat, atau tidak terkena penyakit. Pada ikan sakit, tubuhnya akan kurus, karena napsu makan telah lama menurun. Selain itu, zat makanan yang masuk ke dalam tubuhnya habis untuk mempertahankan tubuhnya, daripada untuk pertumbuhan.
Kelima, tubuhnya tidak luka sedikitpun. Luka sedikit pada tubuh bisa menyebabkan kematian, apalagi luka yang besar. Bila benih itu bisa bertahan lama, pertumbuhannya akan lambat karena zat makan akan digunakan lebih dahulu untuk menyembuhkan luka dibanding untuk pertumbuhan. Luka pada benih bisa disebabkan oleh sentuhan alat sewaktu panen, atau bisa juga karena cara panennya yang salah, dan penanganan yang kurang baik.
Keenam, ketika ditampung dalam hapa, atau bak gerakannya lincah. Ini pertanda, bahwa kondisi benih-benih itu dalam keadaan sehat. Benih-benih yang sehat sudah dapat hidup dengan baik, napsu makannya tinggi, dan tumbuh dengan cepat. Namun tanda ini tidak terlalu mutlak, terutama pada benih-benih yang ditampung di hapa, atau bak dengan aliran yang kurang.
Ketujuh, respon terhadap pakan tambahan. Ini juga pertanda, bahwa kondisi benih itu sehat. Untuk mengetahui respon makan benih bisa dilihat sewaktu ditampung dalam hapa, atau bak, yaitu dengan cara memberikan sedikit pakan tambahan. Bila benih-benih itu mau makan, berarti benih-benih itu sehat. Sebaliknya, bila tidak mau makan, berarti benih-benih itu kurang sehat.