Menetaskan telur ikan mas adalah merawat telur-telur dari hasil pemijahan hingga menetas. Kegiatan ini dilakukan selama 2 – 3 hari, tergantung suhu air.
Pada suhu 23 – 26 O C telur ikan mas menetas dalam 2 hari (rata-rata 48 jam). Sedangkan pada suhu 27 – 30 O C, telur menetas dalam 3 hari (rata-rata 72 jam).
Setelah menetas, telur tidak langsung dipindahkan ke kolam pendederan, tetapi dibiarkan dahulu selama 2 hari, dengan tujuan untuk membiarkan kondisi tubuh larva menjadi kuat.
Dalam waktu itu, larva tidak membutuhkan pakan tambahan, karena masih menyimpan makanan cadangan yang dibawanya yang disimpan dalam kantong kuning telur (yolk sack).
Penetasan telur ikan mas, dapat dilakukan dalam 2 cara. Pemilihan kedua cara itu tergantung dari jumlah kolam penetasan yang dimiliki, dan juga tergantung dari jadual pemijahan yang sudah dibuat.
Bila kolam pemijahan lebih dari satu, dan jadual pemijahan tidak padat, maka yang dipilih cara pertama. Sedangkan bila kolam pemijahan hanya satu buah, dan jadual pemijahan padat, maka yang dipilih cara kedua.
Cara pertama
Telur ditetaskan di kolam pemijahan. Dalam cara ini, telur-telur dibiarkan di kolam pemijahan, atau tidak dipindahkan. Yang dipindahkan dari kolam pemijahan adalah induk jantan dan betina. Cara ini sangat praktis.
Induk ditangkap dengan tangan atau lambit. Agar mudah ditangkap, beberapa kakaban yang telah berisi telur dikeluarkan, dan diletakan di luar hapa, dengan cara membuka tali ikatan pada bambu.
Selain itu, salah satu sudut hapa ditarik agar induk bisa tergiring ke sudut hapa yang lain. Satu demi satu induk jantan dan betina ditangkap, kemudian dipelihara kembali di kolam pematangan gonad hingga pemijahan berikutnya.
Setelah induk ditangkap, hapa dirapikan kembali, terutama bagian dasarnya. Demikian juga dengan kakaban, kedua bambu dipasang kembali, dan kakaban dirapikan kembali seperti semula. Selama penetasan, harus terus mengalir.
Cara kedua
Telur tidak ditetaskan di kolam pemijahan, tetapi ditetaskan di kolam pendederan. Tentu saja, dalam cara ini telur-telur tidak dibiarkan di kolam pemijahan, tetapi dipindahkan ke kolam pendederan yang sebelumnya sudah disiapkan.
Cara ini kurang praktis, karena memindahkan telur lebih sulit dibandingkan dengan memidahkan induk, perlun waktu yang cukup lama, dan tenaga yang cukup banyak. Selain itu, memindahkan telur harus hati-hati agar tidak rusak.
Pemindahan telur dilakukan sebelum matahari terbit. Tujuannya agar telur tidak diganggu induknya. Namun sebelum dipindahkan, kolam pendederan harus sudah disiapkan terlebih dahulu (lihat cara persiapan kolam pendederan).
Caranya, tancapkan dua pasang batang bambu ke tanah dasar kolam; tancapkan pula dua pasang yang lain dengan lurus; masukan sebatang bambu diantara dua tiang-tiang itu, hingga akhirnya terpasang dua batang bambu yang lurus; letakan satu demi satu kakaban; setelah terpasang semua, masukan dua batang bambu yang lain agar bisa menjepit kakaban itu; letakan dua atau empat pemberat agar letak permukaan kakaban 10 cm di bawah permukaan air. Jangan lupa, selama penetasan, air harus mengalir.
Setelah kakaban dipindah, induk jantan dan betina ditangkap, lalu dipelihara lagi di kolam pematangan gonad hingga pemijahan berikutnya. Hapa diangkat, dibersihkan, lalu dijemur. Sedangkan kolam pemijahan dikeringkan, untu disiapkan kembali dalam pemijahan berikutnya.