Pemberokan induk ikan mas bisa diartikan sebagai kegiatan penyimpanan sementara ikan-ikan yang akan ditangani lebih lanjut. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk membuang, atau membersihkan kotoran dari perut ikan. Karena kotoran dapat mengganggu, atau dapat menjadi penghambat kegiatan berikutnya.
Pemberokan umumnya dilakukan pada ikan-ikan yang akan diangkut ke luar daerah. Bila tidak dilakukan pemberokan, maka selama pengangkutan kotoran akan keluar dari perutnya, dan kotoran dapat mengotori air dalam wadah angkut. Keadaan ini dapat menurunkan kualitas air, dan bisa menjadi penyebab kematian pada ikan-ikan yang diangkut.
Pemberokan juga dilakukan pada induk-induk ikan mas yang baru diseleksi dari kolam pematangan gonad, terutama pada induk betina. Pemberokan ini juga bertujuan sama dengan pemberokan ikan-ikan yang akan diangkut, yaitu untuk membuang kotoran. Namun bukan berarti kotoran itu akan mengganggu selama pemijahan. Bisa menggangu, tapi tidak terlalu banyak berpengaruh pada kegiatan itu.
Pemberokan pada induk betina yang akan dipijahkan lebih diutamakan untuk mengetahui lebih jauh keadaan gonad yang sebenarnya, atau untuk meyakinkan kembali kematangan gonad. Maksudnya, apakah gendutnya perut induk itu disebabkan oleh telur, atau karena kotoran. Tentu saja yang diharapkan adalah gendut oleh telur, bukan oleh kotoran.
Kedua penyebab itu bisa diketahui setelah dilakukan pemberokan, yaitu dengan meraba perut seperti pada waktu seleksi. Bila setelah diberok, induk betina masih gendut, dapat dipastikan bahwa gendut itu disebabkan karena telur, dan dipastikan bahwa induk sudah matang gonad. Bila itu yang terjadi, maka induk-induk betina itu bisa dipijahkan, dan dapat memijah dengan kualitas telur yang baik.
Namun bila setelah diberok, perut induk betina tidak gendut lagi, sudah dipastikan bahwa induk-induk itu gendut akibat kotoran, dan bisa dipastikan bahwa induk itu tidak matang gonad. Bila itu yang terjadi, maka segeralah induk-induk itu dikembalikan ke kolam pematangan gonad, karena induk-induk itu tidak akan memijah. Langkah selanjutnya yang harus anda lakukan adalah mencari induk lain yang gendut untuk diseleksi lagi.
Selain untuk membuang kotoran dalam perut, pemberokan pada induk betina yang akan dipijahkan bertujuan untuk mengurangi kandungan lemak pada gonad. Karena kandungan lemak pada gonad yang terlalu tinggi dapat menghambat keluarnya telur saat pemijahan, sehingga pemijahan tidak terjadi sejak tengah malam, tetapi terjadi menjelang pagi.
Pemberokan pada induk betina tidak boleh terlalu lama, karena perlakuan itu dapat mengurangi telur dalam gonad. Bila terlalu lama, telur bisa diserap kembali oleh tubuhnya. Karena itu, pemberokan cukup satu malam saja. Dalam waktu itu, kotoran sudah bisa keluar, dan kandungan lemak sudah berkurang, sehingga kematangan induk bisa dilihat kembali dengan yakin.
Perlu diingat, karena pemberokan bertujuan untuk menghilangkan kotoran dalam perut, maka selama pemberokan, induk-induk tidak boleh diberi pakan tambahan, karena induk-induk yang sehat bisa makan. Bila itu dilakukan, maka pemberokan itu tidak ada gunanya. Karena kotoran pada tubuh bukan berkurang, tetapi malah bertambah. Demikian juga dengan kandungan lemak pada gonadnya.
Selain tidak diberi pakan, air di tempat pemberokan harus bersih. Artinya airnya tidak mengandung pakan, baik pakan alami maupun pakan tambahan. Bila mengandung pakan, maka pemberokan itu tidak ada gunanya. Karena itu, air yang mengalir ke tempat pemberokan harus air bersih, kalau bisa air dari sumur, atau mata air, agar selama pemberokan dijamin tidak ada pakan yang masuk ke tempat pemberokan.
Karena itu, sebaiknya pemberokan dilakukan dalam bak beton berukuran panjang 3 m, lebar 2 m, dan tinggi 1 m. Karena keadaan pada tempat itu bisa dikendalikan dengan mudah, terutama keadaan airnya. Pertama, air bisa tetap bersih selama pemberokan, karena dindingnya kuat, tidak mudah terkikis aliran air. Kedua, dalam bak seluas itu, induk-induk bisa tetap hidup dengan baik, sehingga bila dipijahkan tetap sehat.
Pemberokan umumnya dilakukan pada ikan-ikan yang akan diangkut ke luar daerah. Bila tidak dilakukan pemberokan, maka selama pengangkutan kotoran akan keluar dari perutnya, dan kotoran dapat mengotori air dalam wadah angkut. Keadaan ini dapat menurunkan kualitas air, dan bisa menjadi penyebab kematian pada ikan-ikan yang diangkut.
Pemberokan juga dilakukan pada induk-induk ikan mas yang baru diseleksi dari kolam pematangan gonad, terutama pada induk betina. Pemberokan ini juga bertujuan sama dengan pemberokan ikan-ikan yang akan diangkut, yaitu untuk membuang kotoran. Namun bukan berarti kotoran itu akan mengganggu selama pemijahan. Bisa menggangu, tapi tidak terlalu banyak berpengaruh pada kegiatan itu.
Pemberokan pada induk betina yang akan dipijahkan lebih diutamakan untuk mengetahui lebih jauh keadaan gonad yang sebenarnya, atau untuk meyakinkan kembali kematangan gonad. Maksudnya, apakah gendutnya perut induk itu disebabkan oleh telur, atau karena kotoran. Tentu saja yang diharapkan adalah gendut oleh telur, bukan oleh kotoran.
Kedua penyebab itu bisa diketahui setelah dilakukan pemberokan, yaitu dengan meraba perut seperti pada waktu seleksi. Bila setelah diberok, induk betina masih gendut, dapat dipastikan bahwa gendut itu disebabkan karena telur, dan dipastikan bahwa induk sudah matang gonad. Bila itu yang terjadi, maka induk-induk betina itu bisa dipijahkan, dan dapat memijah dengan kualitas telur yang baik.
Namun bila setelah diberok, perut induk betina tidak gendut lagi, sudah dipastikan bahwa induk-induk itu gendut akibat kotoran, dan bisa dipastikan bahwa induk itu tidak matang gonad. Bila itu yang terjadi, maka segeralah induk-induk itu dikembalikan ke kolam pematangan gonad, karena induk-induk itu tidak akan memijah. Langkah selanjutnya yang harus anda lakukan adalah mencari induk lain yang gendut untuk diseleksi lagi.
Selain untuk membuang kotoran dalam perut, pemberokan pada induk betina yang akan dipijahkan bertujuan untuk mengurangi kandungan lemak pada gonad. Karena kandungan lemak pada gonad yang terlalu tinggi dapat menghambat keluarnya telur saat pemijahan, sehingga pemijahan tidak terjadi sejak tengah malam, tetapi terjadi menjelang pagi.
Pemberokan pada induk betina tidak boleh terlalu lama, karena perlakuan itu dapat mengurangi telur dalam gonad. Bila terlalu lama, telur bisa diserap kembali oleh tubuhnya. Karena itu, pemberokan cukup satu malam saja. Dalam waktu itu, kotoran sudah bisa keluar, dan kandungan lemak sudah berkurang, sehingga kematangan induk bisa dilihat kembali dengan yakin.
Perlu diingat, karena pemberokan bertujuan untuk menghilangkan kotoran dalam perut, maka selama pemberokan, induk-induk tidak boleh diberi pakan tambahan, karena induk-induk yang sehat bisa makan. Bila itu dilakukan, maka pemberokan itu tidak ada gunanya. Karena kotoran pada tubuh bukan berkurang, tetapi malah bertambah. Demikian juga dengan kandungan lemak pada gonadnya.
Selain tidak diberi pakan, air di tempat pemberokan harus bersih. Artinya airnya tidak mengandung pakan, baik pakan alami maupun pakan tambahan. Bila mengandung pakan, maka pemberokan itu tidak ada gunanya. Karena itu, air yang mengalir ke tempat pemberokan harus air bersih, kalau bisa air dari sumur, atau mata air, agar selama pemberokan dijamin tidak ada pakan yang masuk ke tempat pemberokan.
Karena itu, sebaiknya pemberokan dilakukan dalam bak beton berukuran panjang 3 m, lebar 2 m, dan tinggi 1 m. Karena keadaan pada tempat itu bisa dikendalikan dengan mudah, terutama keadaan airnya. Pertama, air bisa tetap bersih selama pemberokan, karena dindingnya kuat, tidak mudah terkikis aliran air. Kedua, dalam bak seluas itu, induk-induk bisa tetap hidup dengan baik, sehingga bila dipijahkan tetap sehat.